Pada modul 3 pada Program Guru Penggerak ini, kami sebagai Calon Guru
Penggerak (CGP) belajar modul kepemimpinan. Modul ini mempelajari bagaimana
cara kami nanti mengambil sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin. Pada modul
ini kami sebagai CGP diminta untuk membuat koneksi antar materi dari semua
materi yang sudah di pelajari sampai
saat ini.
Pada modul 1.1 kami belajar tentang Filosofi Ki Hajar Dewantara (KHD), dimana
pada modul ini kita mengenal Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulada ( di depan menjadi teladan), Ing
Madya Mangun Karsa (ditengah memberikan motivasi), Tut Wuri handayani (di
belakang memberikan dukungan). Hubungan dengan pengambilan keputusan adalah
dimana seorang pemimpin harus benar-benar mengambil keputusan dengan baik.
Seorang guru yang melihat siswanya bersalah tidak serta merta langsung
memberikan hukuman. Sebaiknya guru melakukan tanya jawab terlebih dahulu
kemudian guru memberikan hukuman yang mendidik dan tidak merugikan siswa dalam belajar.
Hari ini masih banyak kita melihat guru memberikan hukuman yang merugikan
siswa, karena di hukum siswa tidak jadi belajar. Sehingga siswa tidak
mendapatkan haknya di sekolah. Seorang guru yang bijak hendaknya memberikan
hukuman yang tidak mengurangi hak siswa tersebut. Misalnya hukumanya piket
kelas sepulang sekolah, dengan artian siswa tetap ikut belajar dengan temannya,
namun dia hanya akan telat pulang saja ke rumah karena harus piket terlebih
dahulu.
Setelah belajar modul 3.1 tentang
pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin, nilai-nilai yang dipelajari
tersebut menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan. CGP tidak serta
merta memberikan keputusan langsung, tetapi CGP menimbang terlebih dahulu dari
segi paradigma yang dilewati atau berdasarkan keputusan apa jalan keluar yang
mau diambil oleh CGP. CGP juga harus memikirkan dahulu dengan tahap uji klinis
yang ada pada 9 langkah pengambilan keputusan. Saya merasakan adanya sensasi
yang berbeda saat pengambilan keputusan setelah mengenal etika, paradigma serta
9 langkah pengambilan keputusan ini. saya merasa keputusan yang diambil lebih
baik dan saya juga merasa adil terhadap keputusan tersebut.
Modul 2 Pendidikan Guru Penggerak, pada
sub 2.3 CGP diberikan materi tentang coaching. Coaching ini berbeda dengan
mentoring dan konsul. Pada coaching memang coachee yang mencari jalan keluar
dari masalah yang mereka hadapi ini. coach hanya sebagai orang yang membimbing
coachee untuk mencari jalan keluarnya. Pada kegiatan coaching yang CGP lakukan kepada
peserta didik di sekolah, coachee sudah bisa menentukan jalan keluar sendiri
terhadap masalah mereka. Sudah lebih dari separo siswa di kelas yang di
coaching dan hasilnya sangat luar biasa. Coach yang sebagai guru kelas banyak
merombak cara belajar agar sesuai dengan keinginan siswa. CGP disini belajar
bagaimana menerima kekurangan dan menjadi guru yang lebih baik ke depan.
Setelah kegiatan coaching hubungan antara guru dan siswa menjadi lebih dekat.
Dampaknya materi yang diberikan guru lebih cepat sampai ke pada siswa. Siswa
yang memiliki kesalahan selama di sekolah pun lebih senang dengan sanksi yang
diberikan oleh guru. Tak ada lagi wajah kesal atau sakit hati kepada guru
apabila diberikan sanksi karena sanksi tersebut dibuat sesuai kesepakatan bersama
dan tidak mengganggu hak siswa di sekolah.
CGP juga selalu memberikan motivasi
kepada siswa. Guru selalu bertanya tentang kegiatan sholat wajib dan apakah
mereka sering datang ke gereka setiap minggu. CGP selalu bertanya kegiatan
tersebut di awal kegiatan kepada siswa. Memang perubahannya belum nampak, tapi
sudah ada perubahan siswa yang mengangkat tangan ketika guru bertanya dan
jumlahnya selalu bertambah. Siswa juga lebih paham dengan sampah yang
berserakan di kelas. CGP sellau melaksanakan “Operasi Semut” setiap pulang
sekolah. CGP meminta siswz untuk memungut sampah yang berserakan dan dimasukkan
ke dalam tong sampah. Setelah berjalan kurang lebih 3 minggu kegiatan tersebut,
sekarang siswa sudah terbiasa memungut sampah yang berserakan di dalam kelas.
Siswa mengambil sendiri sampah tersebut tanpa adanya komando dari CGP.
Pada kegiatan pengambilan keputusan yang
dilakukan CGP selama ini belum terlihat ada kendala atau hambatan. Sampai saat
ini keputusan yang diambil oleh CGP masih dalam masa aman dan belum ada pro
kontra dari sekolah atau masyarakat. CGP selalu melakukan kolaborasi dengan
teman sejawat serta wali murid sehingga keputusan yang diambil tepat sasaran.
CGP melihat adanya wajah-wajah senang
dari murid ketika datang ke sekolah, kemudian saat ini sekolah yang dipegang
CGP masih dalam tahap shif, jadi separo sekolah tatap muka dan separo lagi
daring di rumah. Banyaknya chat wa dari murid yang rindu akan sekolah membuat
CGP merasa senang. Siswa sangat senang apabila mereka tatap muka dan bertemu dengan
CGP di sekolah. Rindu sekolah adalah kata-kata yang sering mereka ungkapkan
sehingga CGP merasa senang dan bahagia dengan hal tersebut. CGP merasakan
sekali perubahan CGP dalam memberikan materi yang banyak menggunakan media yang
bisa di otak-atik oleh siswa. Hal ini lah yang CGP lihat membuat siswa ingin
datang ke sekolah.
CGP juga sering melakukan
kegiatan-kegiatan praktek bersama siswa. Misalnya menari secara kelompok dan
menyanyikan lagu wajib yang ada pada buku tema. Dari sini CGP jadi tau ternyata
ada siswa yang punya bakat menari dan menyanyi. Dari gerakan tari dan ekspresi
yang mereka tampilkan CGP jadi paham mereka punya bakat menari. CGP memberikan
penguatan kepada siswa tersebut agar selalu mengembangkan bakat yang mereka
punya. CGP menyalurkan bakat menari mereka karena di sekolah CGP kedatangan
mahasiswa yang kebetulan ingin mengajarkan beberapa orang siswa untuk menari.
Melihat ekspresi mereka mengatakan iya, bahwa mereka mau, CGP menjadi senang
karena apa yang mereka inginkan akhirnya tercapai. CGP juga berpesan apabila
mereka tekun melakukan bakat mereka dengan baik maka nanti mereka bisa sukses
di masa yang akan datang.
Pada modul 1 CGP diajarkan untuk
mengubah pola pikir yang selama ini menghantui pikiran CGP. CGP diajarkan
bagaimana memandang siswa, bagaimana memperlakukan siswa dengan baik sesuai
dengan kodrat mereka. Pada modul 2 CGP diajarkan apa betul yang merdeka belajar
itu. Mulai dari pembelajaran berdiferensiasi, kompetensi sosial emosional dan
coaching. Penerapan modul 2 ini pada pembelajaran memang menciptakan sebuah
merdeka belajar. CGP melihat adanya perubahan dari diri CGP dan siswa yang
memang senang untuk belajar. Modul 3 menjadi tambahan CGP dalam mengambil
keputusan di sekolah. Tidak dipungkiri pasti ada saja hal yang membuat kita
harus mengambil sebuah keputusan yang hasilnya baik untk kedua belah pihak. CGP
disini belajar dan menerapkan cara pengambilan keputusan tersebut. Ada perasaan
lega bagi CGP ketika menerapkan semua materi tersebut dengan baik karena memang
materi pada Pendidikan Guru Penggerak memang saling berkaitan satu sama lain.
Penerapan modul ini kepada siswa di sekolah memang menciptakan merdeka belajar
yang diinginkan oleh Mentri Pendidikan.
Bravo..Luar biasa pak andre... Cakupan koneksi antar materinya cukup dalam dan lengkap kaitan tiap modulnya... Emang the best of yours nich
BalasHapusMakasi nte.....Saya belajarnya juga dari Ante....
HapusSangat bagus koneksi antar materi bapak
BalasHapus