Jumat, 07 Mei 2021

Manajemen Resiko Dalam Kegiatan Sekolah, Haruskah?

Dokumentasi Tragedi Susur Sungai

Pendapat saya dalam kasus ini adalah terjadinya suatu kejadian yang berakibat fatal dikarenakan tidak dilakukan sesuai prinsip manajeman resiko. 

Dalam Modul 3.3 Guru Penggerak tentang Program Berdampak Pada Murid. Saya mengutip, "Dalam Prinsip Dasar Manajemen risiko (2019:3) Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan; penetapan konteks, identifikasi,analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko."

Dengan prinsip inilah harus dilakukan agar resiko kemungkinan terbesar dapat ditetapkan, diidentifikasi,evaluasi dan dapat dikendalikan.

Analisi manajeman yang saya lakukan dalam kasus ini adalah:

1. Identifikasi resiko, adalah  pelaksanaan identifikasi risiko dilakukan dengan menganalisis dan memantau faktor-faktor internal dan eksternal. 

Yang saya lakukan adalah saya akan libatkan tim yang profesional dalam kegiatan susur sungai. Seperti Guru, Mahasiswa Pecinta Alam atau penduduk setempat yang mengetahui medan kegiatan. Tim ini akan turun langsung kelapangan untuk mengidentifikasi jenis resiko yang akan ditemui bersama panitia baik internal maupun eksternal.

2. Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui besar atau kecilnya risiko yang akan terjadi. Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi lembaga pendidikan, kemudian bisa melihat dampak dari risiko terhadap kinerja  sekaligus bisa melakukan prioritisasi risiko, risiko yang mana yang paling relevan. Pengukuran risiko dilakukan setelah pengidentifikasian risiko. Hal ini dilakukan untuk menentukan relatif pentingnya risiko, untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi peralatan manajemen risiko yang cocok untuk menanganinya.

Dalam kasus ini, ketika melakukan pengukuran risiko pasti akan melihat dampak dari terjadinya risiko, baik risiko tersebut akibat kelalaian manusia maupun risiko tersebut akibat bencana alam atau faktorfaktor lainnya yang menyebabkan timbulnya risiko. 

3. Strategi Pengendalian resikoProses strategi pengendalian risikonya dilakukan dengan menerapkan dan melaksanakan program-program yang dilaksanakan. Dari program-program tersebut dapat dimaksudkan agar dapat menghindari risiko (risk advoidnace), mengurangi risiko (risk management), memindahkan risiko (risk transfer), penahanan risiko (risk retention). Kita dapat melihat Implikasinya dalam tipe resiko berikut Resiko Strategis, Resiko Keuangan, Resiko Operasional, Resiko Pemenuhan dan resiko reputasi.

Dalam kasus ini saya lakukan adalah kalau setelah diidentifikasi dan diukur maka kita dapat menetapkan resiko tersebut. Apkah menghindari? Apakah Mengurangi? atau Memindahkan resiko? atau yang lainnya. sehingga resiko dapat kita minimalisir.

4.Melakukan Evaluasi yang berkelanjutan, setelah melakukan kegiatan maka seluruh peserta, Guru, dan tim lapangan akan dilakukan evaluasi yang berkelanjutan agar semua pihak memahami dari resiko setiap kegiatan sehingga akan terjadi penanaman cara berfikir yang mengedepankan keselamatan dan menjadikan kegiatan yang lebih baik

Apa saja jenis resiko?

Adapun jenis-jenis risiko dikemukakan oleh Pramana (2011, hlm. 14). Berikut ini uraiannya:

a. Risiko berdasarkan sifat, berdasarkan sifatnya, risiko dibagi kedalam dua jenis, yaitu:

1) Risiko Spekulatif (Speculative Risk), ini adalah risiko yang memang sengaja diadakan agar di lain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan.

2) Risiko Murni (Pure Risk). Ini adalah yang tidak di sengaja, yang jika terjadi dapat menimbulkan kerugian secara tiba- tiba.

b. Risiko berdasarkan kemungkinannya untuk dialihkan

1) Risiko yang dapat dialihkan, ini adalah risiko yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai obyek yang terkena risiko kepada lembaga

2) Risiko yang tidak dapat dialihkan, ini adalah semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif (keuntungan) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan pada lembaga

c. Risiko berdasarkan kemunculannya

1) Risiko internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan kerja, dan lain sebagainya.

2) Risiko eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, misalnya risiko pencurian, penipuan, perubahan kebijakan dan lain sebagainya.

Sopuntan, (2014, hlm. 230) yang mengatakan bahwa menurut sumber/penyebab timbulnya, risiko dapat dibedakan ke dalam :

a. Risiko intern, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri, seperti: kerusakan aktiva karena ulah karyawannya sendiri, kecelakaan kerja, miss manajemen dan sebagainya.

b. Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal luar perusahaan, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan policy pemerintah dan sebagainya.