Sabtu, 17 April 2021

Saat Kamu Menjadi Pembicara, Siapa Audiensmu?


Kamu pasti sering melihat orang-orang yang berpidato dengan lancar dan baik di hadapan ratusan atau bahkan riburan orang. Nah, pada dasarnya, orang tersebut memanfaatkan kemampuan public speaking supaya percaya diri dan dapat menyampaikan informasi yang jelas kepada semua orang di depannya. Secara umum, kemampuan ini memegang peranan penting untuk membawa seseorang terlihat lebih profesional.

Sering kali, beberapa orang merasakan ketakutan yang besar saat diminta tampil di hadapan banyak orang. Padahal, rasa ketakutan tersebut dapat diatasi dengan baik jikalau kamu mampu menguasai kemampuan public speaking. Oleh karena itu, kemampuan ini bisa dibilang menjadi salah satu senjata utama. 

Oppss, Ada audiens yang perlu kita perhatikan!

Tidak semua audiens kita mendengarkan dengan baik saat kita berbicara, ada juga yang penuh simpati atau ada juga yang sibuk dengan handphonenya saat kita berbicara. Kali ini Teacher Andre akan bahas mengenai tipe audiens, yang bisa dapat kita lihat dan kenali:

a. Hostile

Gambar: ngehits.net

Yap, … Benar dari kata dasarnya hostile berarti musuh. Nah, kok saat kita berbicara ada musuh sih! Bingung ya!.

Hostile adalah tipe audiens yang  difensif terhadap perkataan dan topik yang kita bicarakan. Biasanya, tipe audiens ini dapat dikenali dengan melipat kedua lengannya didepan dada, mata yang tdiak fokus ke kita ataupun sering terjadi mereka melihat kekurangan kita saat tampil. Makanya persiapkan segala hal dengan maksimal sebelum tampil dan jangan mau tampil asal-asalan karena akan langsung hubungan ke kredibilitas kamu lho! Parah ya! Tapi kita tidak boleh berfikiran negatif. Seorang Publik Speaking selalu open mind dan positif thingking.

B. Critical

Gambar: wokeeh.com
Kata ini tidak asing lagi bagi kita ya... Critical atau Kritis adalah tipe audiens yang memiliki kemampuan yang bisa dibilang lebih tinggi dari kita. Contohnya pernah nggak sih kamu bayangin berbicara di depan dosen saat sidang skripsi? Nah…ngeri kan!

Tapi tenang kamu tidak perlu takut menyikapi tipe audiens seperti ini dan  kamu bisa melakukan tips berikut ini: Tunjukkan bukti beserta data yang valid, lakukan banyak sudut pandang agar mereka menjadi tertarik dan jangan melebih-lebihkan.

Ingat ya, tidak usah mengarang atau berbohong pada tipe audiens seperti ini. Kalau tidak tahu sebaiknya kamu “Ngeles Jawaban”, seperti ini:…..Baiklah Pak, kalau nanti Bapak ada waktu nanti saya akan lihatkan datanya……”

Maskipun kamu tidak mengetahui jawabannya pada saat itu, paling tidak kamu ada  untuk memberikan jawaban yang benar sesuai data yang valid.

C. Uninformed

Gambar: antaranews.com

Uninformed atau belum dapat informasi adalah tipe audiens yang belum meiliki pengetahuan sama sekali dan biasanya saat kita menyampaikan sesuatu hal pada presentasi atau seminar biasanya audiens ini menganggap  yang kita sampaikan adalah benar.  Ini sering kita lihat pada saat seorang yang ahli ataupun Mentri saat tampil diatas panggung. Apalagi ahli/menteri tersebut sudah memiliki jam terbang tinggi.

Tips yang dapat kamu terapkan saat menghadapi audiens uninformed agar efektif adalah: Gunakan bahasa sederhana, beri informasi dasar dan gunakan penglaman sehari-hari.

D. Sympathetic


Sympathetic atau simpati adalah tipe audiens yang memiliki simpati yang tinggi saat kita berbicara. Para audiens biasanya selalu memperhatikan pembicara. Nah, ini kesempatan emas bagi seorang pembicara. Jangan sampai lengah dalam memberikan perhatian kepada kelompok audiens ini. Jangan lupa juga cerita yang melibatkan emosi, bangun kontak mata bersama mereka. Buat mereka percaya terhadapa apa yang kita sampaikan.

Nah, itulah tadi beberapa hal yang Teacher Andre bahas mengenai tipe audiens dalam public speaking. So, jangan hanya sekedar pengetahuan ya! Ayo praktekkan saat berbicara. Salam Literasi Digital!

 

Previous Post
Next Post

post written by:

1 komentar:

  1. Naahhh... Tipe audiens itu udah saya temui semua pak Andre... Cma istilahnya dan cara bagaimana menghadapinya saya jadi lebih tau stlah bca artikel nya pak andre... Dan sebelumnya cara saya sdh mendekati ternyata... Tinggal bgimana konsisten aja eksekusi berikutnya di lapangan... TengQ pak andre... You are so impressive

    BalasHapus