“E-Learning Merdeka Belajar Berbasis Website Dengan Metode C4 Pada Mata Pelajaran Penjasorkes di Sekolah Dasar”
A. Latar Belakang
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: “menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.”
Selanjutnya, Ki Hadjar menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan “isi” dan “irama”. Beliau mengelaborasi Pendidikan terkait kodrat alam dan kodrat zaman sebagai berikut “Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan” (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21).
Salah satu kodrat alam dan kodrat zaman dari anak didik adalah pembelajaran yang menantang dan mengikuti perkembangan teknologi di Abad 21 . Penulis mencoba menerapkan pembelajaran yang bisa diakses oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja. Pembelajaran disini dibuat dengan konten yang sederhana sehingga mudah digunakan diakses oleh peserta didik. Tujuan dari penerapan pembelajaran ini adalah salah satu cara untuk membuat pembelajaran yang menyenangkan, sehingga meningkatkan motivasi belajar. Pembelajaran yang bisa dulang kembali oleh murid-murid saat sedang mengisi waktu luang.
Proses pembelajaran daring yang dilaksanakan karena kondisi pandemi menghadapi kendala dalam proses pelaksanaannya. Salah satunya adalah rendahnya motivasi belajar siswa. Siswa banyak merasa terbebani dan bosan dengan konten dan tugas-tugas yang diberikan guru yang harus diselesaikan. Siswa belum bisa berkolaborasi bersama teman-temannya saat pembelajaran. Penulis berharap dengan penggunakan E-Learning Pembelajaran Penjasorkes ini memiliki dampak positif bagi siswa disekolah.
B. Deskripsi Aksi Nyata
E- Learning penjasorkes adalah website yang dibuat untuk siswa sekolah dasar. Ide awal pembuatan website ini karena melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi peserta didik, guru dan orang tua dalam melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).Website ini dibuat dengan memanfaatkan fitur google site.
Pada awalnya, penulis melihat cara pembuatan website di youtube. Tutorial yang dipelajari berasal dari dalam dan luar negeri. Penulis banyak menghabiskan waktu senggang diantara kesibukan mengajar secara daring. Proses pembuatan website awalanya sangat rumit dikarenakan tanpa adanya bantuan tutor maupun instruktur. Waktu penulis banyak dihabiskan dengan melihat tutorial dan mencobakan langsung pada platform pembuatan website secara berulang-ulang. Hampir setiap malam penulis melakukan kegiatan tersebut.
Minggu 1
Setelah satu minggu, website sudah mendapatkan hasil berupa halaman awal. Penulis juga mendesain halaman-halaman menu website dan interaksinya. Desain halaman dan interaksi dibuat sesederhana mungkin agar peserta didik (pengguna) mudah dalam mengakses konten. Selanjutnya, tahapan yang dilakukan penulis adalah membuat isi konten website yang direncanakan untuk seluruh tingkatan kelas 1 sampai kelas 6. Konten yang akan dibuat sangat banyak sehingga penulis juga banyak menghabiskan waktu. Setiap malam penulis melakukan editing pada konten. Aplikasi yang digunakan yaitu Microsoft Sway. Aplikasi Microsoft Sway mendukung proses pembuatan website yang dilakukan penulis. Hal ini kembali menyita waktu penulis, tapi mengingat manfaat untuk peserta didik merasa semnagat untuk menyelesaikannya.
Website pembelajaran penjasorkes masih setengah dari keseluruhan proses penyelesaian. Penulis kembali melihat tutorial di youtube agar webite dapat diakses pada search engine/ penulusan google. Hal ini penulis kembali mengalami kendala, dikarenakan website yang sudah dibuat harus dibuat alamatnya (domain). Ternyata domain harus disewa agar bisa diakases. Penulis akhirnya menyisihkan sebagian gaji honornya untuk menyewa domain untuk dua tahun kedepan. Setelah domain disewa penulis langsung mendaftarkan website yang telah dibuat ke perusahaan Google di Amerika. Sehingga menunggu beberapa hari dan akhirnya disetujui.
Akhirnya e-learning berbasis website pembelajaran penjasorkes dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Konten dan materi pembelajaran dari kelas satu sampai kelas enam sudah ada langsung pada website. Website yang telah dibuat penulis yaitu www.e-penjas.online Sepanjang proses uji coba, penulis meminta ritik dan saran dari rekan sejawat, orang tua dan peserta didik. Sehingga perbaikan-perbaikan kembali dilakukan. Hasil dari beberapa teman meminta penulis untuk mempelajarinya. Orang tua merasa terbantu dengan kehadiran website ini dikarenakan materi bisa diakses kapan saja dan dimana saja untuk mengulang pembelajaran. Peserta didik merasa senang karena mereka tetap bisa menggunakan gadget dan belajar secara mandiri dengan penugasan portofilio dengan media foto/video
Minggu 2
Pada minggu ke 2 ini, penulis melakukan pembelajaran dengan murid dengan mengunakan e-learning. Siswa merasa senangbdan mandiri dalam melakukan pembelajaran penjasorkes. Banyak diantara siswa yang merasa mudah dalam memahami konten pembelajaran yang disertai gambar. Peserta didik melakukan pembelajaran dengan mandiri dan meningkatkan minat membaca.
Minggu 3
Pada minggu ketiga ini, peserta didik dan guru melakukan kolaborasi diskusi virtual. Kolaborasi virtual adalah metode kolaborasi antar peserta didik yang dilakukan melalui komunikasi yang dimediasi oleh teknologi. Kolaborasi virtual mengikuti proses yang sama seperti kolaborasi, tetapi pihak yang terlibat dalam kolaborasi virtual tidak berinteraksi secara fisik dan berkomunikasi secara eksklusif melalui saluran teknologi. Peserta didik dan guru menggunakan kolaborasi virtual untuk mensimulasikan transfer informasi yang hadir dalam pertemuan tatap muka, berkomunikasi secara virtual melalui cara verbal, visual, tertulis, dan digital.
Kolaborasi virtual paling efektif ketika dapat mensimulasikan interaksi antar siswa dimana guru hanya menjadi fasilitator antara anggota tim melalui transfer informasi kontekstual, tetapi batasan teknologi dalam berbagi jenis informasi tertentu mencegah kolaborasi virtual menjadi seefektif interaksi tatap muka.
Minggu 4
Pada minggu keempat ini, penulis melakukan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran penjas yang menggunakan e-learning. Evaluasi ini mengukur dari pemahaman peserta didik dalam pembelajaran secara mandiri yang menyenangkan. Evaluasi pembelajaran berupa kuis yang langsung diberikan penilaian oleh sistem menggunakan teknologi. Penulis dapat melihat siswa yang belajar lebih giat dapat dilihat dari nilai kuis yang diperolehnya.
C. Hasil Dari Aksi Nyata Yang Dilakukan
Hasil nyata yang diperoleh peserta didik adalah nili komitmen, kemandirian, sunguh-sungguh, bertanggung jawab serta rasa ingin tahu. Adapun hasilnya berupa berikut ini:
1. Guru
a. Pembelajaran lebih berpusat pada siswa (student center).
b. Guru dapat menjadi lebih kreatif dalam mengunakan media pembelajaran.
c. Guru dapat mendesain interaksi antar siswa dalam berdiskusi.
d. Guru dapat menggunakan metode blended learning.
e. Guru dapat menjadi fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran.
2. Peserta Didik
a. Pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dimana saja.
b. Konten pembelajaran menarik yang dilengkapi gambar.
c. Bahasa materi yang sederhana dan mudah dipahami.
d. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
e. Adanya waktu interaksi antar siswa untuk saling berdiskusi dan membantu teman.
3. Orang tua
a. Terjalinnya komunikasi antara orang tua dan guru
b. Orang lebih mudah dengan mengakses materi untuk anak-anaknya.
c. Orang tua merasa terbanu dengan materi yang dilengkapi gambar dan video.
d. Terciptanya rasa kekeluargaan anatar siswa dan orang tua dalam pembelajaran berlangsung, meskipun dalam PJJ.
C. Pembelajaran Yang Didapat Dari Aksi Nyata
Adapun pembelajara yang didapat pada saat melakukan aksi nyata yaitu berupa keberhasilan dan sedikit kendala. Keberhasilan dapat terlihat dari hasil yang diuraikan penulis diatas. Pembelajaran yang terkandung pada aksi nyata modul 1.1 ini adalah:
1) Pembelajaran yang sesuai dengan pemikiran KHD adalah pembelajaran yang berpihak pada murid/ student center.
2) Untuk membangun motivasi intrinsik siswa maka guru hanya bisa menuntun siswa agar menjadi pribadi yang selamat dan bahagia.
3) Kodrat alam dan kodrat zaman sejalan dengan perkembangan teknologi.
4) Untuk membuat perubahan guru senantiasa harus berkomitmen dan semangat sebagai pendidik
C. Rencana Perbaikan Dimasa Mendatang
Adapun rencana perbaikan dimasa mendatang adalah penulis akan mengembangkan e-learnng secara berkesinambungan dengan melibatkan banyak rekan guru dan membuat komunitas antar sekolah. Tujuannya adalah sebagai Calon Guru Penggerak penulis akan mengajak dan menularkan praktik baik kepada rekan sejawat dan meminta dukungan dari pimpinan atau kepala sekolah. Sehingga nanti terciptanya sekolah-sekolah penggerak.
Selanjutnya, penulis akan coba melakukan e-learning dengan sistem offline yang dapat diakses tanpa paket data dan berupa aplikasi gratis.
0 Post a Comment: