Padang-Teacher Andre,
Laporan berjudul "Climate Vulnerability Monitor A Guide to the Cold Calculus of a Hot Planet" menyatakan, perubahan iklim menelan korban rata-rata 400.000 jiwa per tahun. Tidak hanya itu saja, polusi yang terus meningkat juga disebabkan oleh semakin berkurangnya lahan hijau yang beralih fungsi yang dijadikan sebagai tempat tinggal dan pabrik. Hal ini menjadikan bahwa harus ada langkah penanganan yang dilakukan dalam upaya merevitalisasi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan aksi nyata sedini mungkin.
Peerubahan iklim tentunya akan berdampak pada kehidupan kita. perubahan iklim harus segera diatasi dan dilakukan upaya pencegahan . Dilansir dari rumah.com, suhu yang meningkat juga bsia mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan menjadi lebih meningkat. Kondisi seperti ini juga sering terjadi di Nusantara. Terjadinya kabut asap kebakaran hutan yang melanda dibeberapa daerah.
Langkah Global Mengatasi Perubahan Iklim
“The Future We Want” dalam UN Conference on Sustainable Development 2012. Kedua hal ini menjadi pendorong utama penyusunan agenda pembangunan pasca 2015 yang disepakati dalam Sidang Umum PBB pada September 2015, yaitu Agenda 2030 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs). TPB/SDGs bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang inklusif dan terlaksananya tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Beberapa agenda MDGs yang belum tercapai akan dilanjutkan dalam pelaksanaan pencapaian SDGs hingga tahun 2030. SDGs merupakan penyempurnaan MDGs karena:
SDGs lebih komprehensif, disusun dengan melibatkan lebih banyak negara dengan tujuan yang universal untuk negara maju dan berkembang.
Memperluas sumber pendanaan, selain bantuan negara maju juga sumber dari swasta.
Menekankan pada hak asasi manusia agar diskriminasi tidak terjadi dalam penanggulangan kemiskinan dalam segala dimensinya.
Inklusif, secara spesifik menyasar kepada kelompok rentan (No one left behind).
Pelibatan seluruh pemangku kepentingan: pemerintah dan parlemen, filantropi dan pelaku usaha, pakar dan akademisi, serta organisasi kemasyarakatan dan media.
MDGs hanya menargetkan pengurangan “setengah” sedangkan SDGs menargetkan untuk menuntaskan seluruh tujuan (Zero Goals).
SDGs tidak hanya memuat Tujuan tapi juga Sarana Pelaksanaan (Means of Implementation).
Maka dari hal tersebut SD Plus Lillah yang berada di Jalan Pasir Putih Raya Koto Tangah Padang melakukan beberapa aksi nyata yang dimulai dari tahun 2017 yang lalu, setelah SD Plus Lillah meraih Adiwiyata Tingkat Kota Padang. Kegiatan aksi nyata yang dilakukan di sekolah dengan pembiasaan memilah sampah, tidak membawa makanan dengan kemasan ke sekolah menjadi budaya positif yang dikembangkan di sekolah ini. Selain itu, kegiatan diluar sekolah juga dilakukan seperti dalam dokumentasi dibawah ini dilakukan di Pantai Pasir Putih, Muaro Panjalinan Padang.
Siswa mulai dari kelas 1 hingga kela 6 melakukan aksi bersih pantai disekitaran pantai tersebut. Sampah dipilah sesuai dengan jenisnya sehingga upaya daur ulang dapat dilakukan. Kegiatan tersebut mendapat apresiasi dari masyarakat setempat dan LSM Lingkungan. Sehingga upaya ini dilakukan secara bersama-sama.
0 Post a Comment: