Kamis, 04 Maret 2021

Pembelajaran Kontekstual SD Plus Lillah Berkunjung ke PLTA Kuranji



  Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan yaitu agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman belajarnya. pemahaman adalah suatu cara yang sistematis dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan menghubungkan antara apa yang peserta didik (siswa) pelajari dan bagaimana pengetahuan itu akan digunakan untuk memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-konsep Matematika, IPA, atau Bahasa), tentunya sangat berguna bagi kehidupan mereka di masa datang atau saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat kerja kelak yaitu dengan menggunakan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Dengan demikian, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Pada kesempatan kali ini siswa dan siswi SD Plus Lillah Kelas 3 berkunjung ke PLTA Kuranji Padang.

    PLTA Kuranji terletak di daerah Batu Busuk. Pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air ini sebenarnya adalah milik PT. Semen Padang. Data yeng ditemui saat berada dilokasi adalah bahwasanya pembangkit listrik ini dibuat pada zaman penjajahan Belanda, yakni pada tahun 1938. Kunjungan siswa kelas 3 yang didampingi oleh Walikelas Teacher Ayu Wirda, S. PdI dan Teacher Nailul Rahmi, S. Pd serta didampingi oleh beberapa Guru Pendamping yaitu Teacher Lia, Teacher Andre, Teacher Mimi, dan Teacher Nia. Adapaun Kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan melakukan pendakian kearah bukit tempat kolam penampungan dan menuruni jenjang yang berjumlah 1000 anak tangga. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning), membuat siswa kritis dalam belajar, mengajak siswa berkomunikasi dengan baik dalam mendapatkan informasi. Para Guru dalam kegiatan ini lebih banyak melakukan Coaching terhadap siswa dengan harapan siswa dapat berkembang secara penuh dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

    

Previous Post
Next Post

post written by:

1 komentar: